Manusia dan Kepraktisan
Apakah kita
semakin bodoh? Sejumlah peneliti mengklaim bahwa kecerdasan manusia semakin
berkurang karena kita tidak lagi membutuhkannya untuk bertahan hidup.
Sekelompok peneliti dari Stanford University mengklaim bahwa peradaban modern
yang praktis malah mendegradasi kecerdasan manusia.
Hummmbbbb…. Tapi
kenapa begitu yawh? Kalau semakin bodoh sih bisa jadi, tetapi bukan karena
tehnologi modern tetapi karena pola hidup dan makanan kita yang kurang sehat.
Karena segala sesuatu yang dulunya sehat kini telah mengandung bahan kimia
berbahaya entah sekecil apapun. Hal ini terjadi karena semakin krisisnya dunia ini dengan rasa
kepedulian sesama. Bahkan makanan yag dulunya di agungkan sebagai kelompok 4 sehat 5 sempurna, sekarang ini apakah masih
sehat? Coba tengok sekeliling kita bahkan makanan di rumah kita atau yang kini
ada di taganmu juga yang sudah berada di perutmu. Yaaaaampun…. Apakah itu 100%
sehat untuk tubuh kita? Dan sugguh tega buangeet siihh manusia saat ini, dari
yang mau mencari keuntungan untuk kepentingan sepihak juga orang-orang yang
tengah terhimpit oleh keadaan. Kenapa manusia kini seperti ini? mulai
membuktikan dan mempraktekkan teori Nicolo Masiafeli bahwa “tidak ada lawan yang abadi selain kepentingan.”
Read more
Bukankah kita manusia tercipta dengan sempurna? Bukankah kita punya hati dan ikiran? Masih istimewakah diri kita jika kita hidup di dunia hanya untuk menyusahkan dan menyakiti orang lain? SIAPA YANG CINTA DAMAI? SIAPA YANG INGIN BAHAGIA ”bukan SenanG”? Bukankah kita punya agama? Bukankah kita mempunyai tuhan yang megatur segalanya? Dan bukankah kita juga yain bahwa kita hidup di dunia tidak selamanya? Dengarkan kata hati dan jangan mengingkarinya hanya karna logika manusia karna keajaiban pasti selalu ada jika kita peka dan senantiasa mensyukuri segala yang ada. Renungkan… sesungguhya kita ingin senang atau bahagia? Senang itu sementara sedangkan bahagia untuk selamanya.
Bukankah kita manusia tercipta dengan sempurna? Bukankah kita punya hati dan ikiran? Masih istimewakah diri kita jika kita hidup di dunia hanya untuk menyusahkan dan menyakiti orang lain? SIAPA YANG CINTA DAMAI? SIAPA YANG INGIN BAHAGIA ”bukan SenanG”? Bukankah kita punya agama? Bukankah kita mempunyai tuhan yang megatur segalanya? Dan bukankah kita juga yain bahwa kita hidup di dunia tidak selamanya? Dengarkan kata hati dan jangan mengingkarinya hanya karna logika manusia karna keajaiban pasti selalu ada jika kita peka dan senantiasa mensyukuri segala yang ada. Renungkan… sesungguhya kita ingin senang atau bahagia? Senang itu sementara sedangkan bahagia untuk selamanya.
Kembali lagi jikalau
bodoh karena modern dan tidak berfikir lagi???? bahkan tidak membutuhkan kecerdasan?????
masak siewwhhh????? Bukankah manusia dalam menciptakan penemuan baru juga
dengan berfikir dan membutuhkan kecerdasan. Selain itu untuk memanfaatkan dan
mengoperasikan tehnologi modern yang ada bukankah memerlukan kecerdasan,
pengetahuan juga menggunakan pikiran. Buktinya tidak semua orang bisa mengoperasikan
computer dengan baik, bahkan sebagian besar orang hanya mengetahui
dasar-dasarnya saja. Kenapa hal ini di sebut pembodohan? Bukankah ilmu
pengetahuan tak terbatas adanya. Jadi walaupun sudah ada tehnologi modern yang
praktis itu hanya memberi kemudahan. Bukankah tehnologi yang praktis itu hanya
alat bantu, dan sepenuhnya yang mengendalikannya adalah manusia. Untuk
menggunakannya sudah berfikir, untuk memanfaatkan juga berfikir karena tidak sepenuhnya
kepentingan dan kebutuhan manusia terpenuhi karena dana tehnologi modern yang
praktis itu.
Dan jika manusia
sudah tidak membutuhkan kecerdasan karena teknologi yang sudah praktis, kenapa
manusia masih bersekolah? Kenapa masih banyak lembaga pendidikan? Kenapa tidak
home schooling semua saja kan lebih praktis? Dan kenapa masih mau belajar dan
mencari ilmu? Sesungguhnya kepraktisan tehnologi modern bukannya menyebabkan
kebodohan, tetapi menyebabkan rasa malas dan kurangnya semangat juang dalam
memenuhi kebutuhan sehingga tingkat kepuasan berkurang tanpa disadari secara
langsung, juga memuculkan jiwa-jiwa lemah dan gampang putus asa serta mental
ciut yang gampang meremehkan tapi gampang jatuh pula dan suka menylahkan orang
lain. Lebih parah lagi kecanggihan dan kepraktisan ini membuat manusia
kecanduan. Hingga saat ini tehnologi tengah menguasai diri manusia dan membuat
ketergantungan seakan tidak bisa bertahan hidup tanpa adanya tehnologi.
Semakin majunya
zaman maka masalah yang muncul semakin beragam sehingga secara tidak langsung
merangsang pikiran-pikiran manusia untuk berkembang lebih maju. Coba bandingkan
pola pikir anak zaman dulu dengan anak masa kini. Memang anak masa kini
cenderung dewasa sebelum waktunya tetapi dari segi pola pikir maka anak zaman
sekarang lebih kritis dan rasa ingin tau yang tinggi. Juga dari segi percaya
diri da berani mencoba, anak masa kini lebih berani. Tetapi dalam segi etika
dan moral yang seharusnya maka anak zaman dulu lebih sopan, jujur dan berjiwa
social tinggi. Jadi sesungguhnya manusia modern masa kini bukannya semakin
bodoh akan tetapi semakin krisis akan rasa sosial dan kontrol emosinya pun
cenderung labil. Jadi segala sesuatu perubahan yang membawa kebaikan dalam
dunia modern berupa pengetahuan baru semestinya harus tetap di sertai rasa
rendah hati serta moral yang tinggi, semua kesadaran berdasar hati
masing-masing maka dengarkanlah hatimu dn jangan menolaknya apalagi
mengingkarinya.
"Tapi,
kemunduran kecerdasan sangat lambat, dilihat dari kemajuan masyarakat dalam
penemuan-penemuan baru. Teknologi masa depan akan menciptakan solusi untuk
masalah ini," kata Gerald Crabtree.
Bukankah ini
menunjukkan bahwa ada kepercayaan akan lebih baik, dan lebih majunya hari esok.
Kata-kata “Tapi, kemunduran kecerdasan sangat lambat” bertolak belakang dengan
“dilihat dari kemajuan masyarakat dalam penemuan-penemuan baru.” Kalau
masyarakat semakin maju bukannya tambah pandai kenapa kecerdasan malah
mengalami kemunduran??!!??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagi yang suka cuap" nulis apa j d coment a eaahhh ^_^