Berbagai macam puasa Sunah
Puasa
sunah yaitu puasa untuk mendekatkan diri
kepada Allah swt dengan melakukan amal ibadah yang tidak diwajibkan. Puasa sunah merupakan cara untuk
mendekatkan diri kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, puasa sunah juga banyak manfaatnya buat kita seperti di
jauhkan dari api neraka dan lain-lain.sehingga puasa sunah merupakan ibadah
yang banyak manfaatnya.
Menurut kesepakatan para ulama, yang termasuk
puasa tathawwu’(puasa sunah) adalah sebagai berikut :
1.
Berpuasa sehari dan berbuka
sehari.
puasa
ini merupakan jenis puasa
tathawwu’(puasa sunah) yang paling utama.
2.
Berpuasa
tiga hari dalam setiap bulan.
Dalam puasa jenis ini, yang lebih
utama ialah berpuasa pada
tiga hari bidh yakni pada tanggal 13,14,15. Pahala puasa jenis ini seperti puasa
dahr. Dalil puasa jenis ini
ialah hadist yang diriwayatkan oleh abu dzar. Yang artinya:
3.
Berpuasa
pada hari senin dan kamis.
Puasa
ini disunahkan karena nabi Muhammad saw sangat memperhatikanya. Beliau bersabda
yang artinya “amal-amal disetorkan (kepada Allah) pada hari senin dan kamis maka aku suka amalku
disetorkan sedangkan aku dalam keadaan berpuasa”.
Read more
4. Puasa enam hari dalam bulan syawal.
4. Puasa enam hari dalam bulan syawal.
Meskipun tidak
beruntun tidak apa-apa. Tetapi, jika puasa
enam hari tersebut dilakukan secara beruntun setelah hari raya, hal itu lebih
utama. Karena, Brang siapa yang melakukannya setelah puasa ramadhan, maka seakan-akan dia melakukan puasa dahr yang diwajibkan.
5.
Puasa
hari arafah.
Yaitu puasa pada tanggal 9 zulhijah
bagi orang yang tidak sedang melakukan ibadah haji. Puasa ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh muslim
yang artinya “Berpuasa pada
hari arafah dipandang Allah sebagai amalan yang menjadi kafarat untuk satu
tahun sesudah dan sebelumnya.
6.
Berpuasa
selama delapan hari dalam bulan zulhijah,sebelum hari arafah.
Penyunahan puasa ini berlaku bagi orang
yang melakukan ibadah haji ataupun yang tidak melakukan ibadah haji.
7.
Berpuasa
pada hari tasu’a dan asyura.
Puasa
jenis ini disunahkan lagi
(akan lebih baik) jika keduanya dilakukan secara beruntun
8.
Berpuasa
pada bulan-bulan yang dimuliakan.
Yakni, keempat bulan
dalam satu tahun, tiga bulan berturut-turut. Keempat bulan ini merupakan
bulan-bulan utama untuk puasa
setelah bulan ramadhan. Penyunahan
puasa pada bulan-bulan diatas merupakan pendapat mahzab maliki dan safi’i,
sedangkan mazhab hambali hanya
menganggap sunah berpuasa
pada bulan muharram.
9.
Puasa
pada bulan sya’ban
Puasa
ini disunahkan berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh ummu salamah.Dia menyatakan bahwa nabi saw tidak
pernah berpuasa sebulan penuh
dalam setahun, kecuali bulan sya’ban. Dan beliau menyambungkannya dengan puasa ramadhan.
Sebagian orang
memandang makruh berpuasa
pada pertengan akhir bulan sya`ban,hukumnya tidak syah.
Pendapat
mazhab mengenai puasa sunah
Para fukaha mengelompokkan puasa- puasa tathawwu’(puasa
sunah) sebagai berikut :
1.
Mazhab
hanafi
puasa tathawwu’(puasa sunah)
menurut
mazhab ini terdiri dari tiga macam yaitu :
·
Puasa sunah
yaitu puasa yang dilakukan
nabi saw secara terus-menerus. Misal puasa
asyura yang disertai puasa
tasu’a
·
Puasa mandub
yaitu puasa yang dilakukan
nabi saw tidak secara terus-menerus, beliau menganjurkan tetapi tidak
mengerjakanya secara terus-menerus. Contoh puasa
pada hari senin dan kamis
serta puasa enam hari dalam
bulan syawal.
·
Puasa nafilah
yaitu puasa selain puasa keduanya. Contoh selain
yang disebutkan puasa sunah dan puasa mandub.
2.
Mazhab
maliki
Menurut mazhab ini puasa tathawwu’(puasa sunah) terdiri
atas tiga jenis yaitu puasa sunah
seperti puasa asyura, puasa mustahabb ialah puasa pada bulan-bul;an mulia, dan
puasa nafilah adalah semua puasa yang tidak mempunyai waktu
dan sebab, selain pada hari-hari yang diwajibkan atau dilarang.
3.
Mazhab
syafi’i
Menurut mazhab ini puasa tathawwu’(puasa
sunah) yang ditekankan ada dua bagian. Bagian pertama adalah puasa yang tidak dilakukan
secara berulang-ulang, seperti puasa
dahr. Bagian kedua adalah puasa
yang dilakukan secara berulang-ulang.
4.
Mazhab
hambali
Mazhab
hambali merinci waktu-waktu puasa tathawwu’(puasa sunah)
sebagai berikut: Puasa
yang paling utama adalah puasa
sehari dan berbuka sehari, hukumnya tidak makruh kecuali bagi oring-orang yang
mengkwatirkan adanya bahaya atau tidak terpenuhi hak dirinya. Serta puasa tiga hari dalam sebulan, hukumnya
sunah yang utama lagi adalah puasa pada hari-hari bidh, yaitu
tanggal 13,14,15.
Puasa
sunah boleh dibatalkan
Orang yang sedang puasa sunah, boleh membatalkanya
walaupun dengan jima (senggama) sekalipun. Karena wewenang puasa sunah sepenuhnya dipihak yang bersangkutan.
Hari-hari
yang dilarang berpuasa
1.
Dua
hari raya
Ulama sepakat tentang
haramnya berpuasa pada hari raya
idul fitri dan idul adha apaun alasanya.Berdasarkan hadits abu ubaid maullu abu
azhar,ia berkata : aku mengikuti sholat Id bersama umar bin Al-khattab,maka ia
berkata : inilah dua hari yang rasullullah melarang berpuasa didalamnya.
2.
Hari-hari
tasyriq
Tidak boleh berpuasa pada hari-hari
ini,berdasarkan hadits nubaisyah Al-hudzhali, ia berkata : Hari-hari tasyriq
adalah hari makan dan minum
3.
Hari
jum’at
Hari ini tidak boleh puasa kecuali bagi orang yang berpuasa sehari sebelumnya atau sehari
setelahnya atau ia berpuasa sehari
dan berbuka sehari.
4.
Dihari
yang meragukan (yaum asy syakh)
Hari ini tidak boleh
mendeahului ramadhan dengan puasa
sehari atau dua hari dengan niat berhati-hati, karena bisa hari tersebut sudah
masuk bulan ramadhan. Larangan ini berlaku bagi orang yang tak pernah berpuasa ramadhan atau dia
sambung dengan puasa
seebelumnya.
Kesimpulannya ada bermacam-macam
puasa sunnah misal puasa senin dan hari kamis, puasa bulan sa’ban, puasa 6 hari pada bulan syawal
dan lain sebagainya. Puasa sunnah
pun boleh dibatalkan, apabila orang yang berpuasa
mau membatalkan. Selain itu, ada hari-hari yang dilarang untuk berpuasa seperti 2 hari raya yaitu hari
raya idul fitri dan hari raya idul adha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagi yang suka cuap" nulis apa j d coment a eaahhh ^_^