APA
YANG AKU RASAKAN DAN AKU PIKIRKAN
(What,
I feel and I Think)
Hallo,
Selamat pagi blog readers :)
udah lama banget rasanya gak ngisi blog. Kapan ya terakhir kali nulis gak jelas
di blog ini, lihat aja sendiri list taggal nya, aku lupa hehehe. Sebenernya
banyak pengalaman yang pengen aku critain. Tapi saking banyaknya jd bingung
sendiri mau crita dari mana, semua terdistorsi sama tanggungan tugas-tugas
kuliah. Akhirnya gak usah crita pengalaman aja :p So, kali ini aku bakal crita
apa yang lagi aku rasakan dan pikirkan.
Pernahkah
kalian melihat orang lain seakan melihat diri kalian sendiri. Kalian bilang
pada diri kalian sendiri bahwa “rasanya dia sama seperti saya”. Istilah “sama”
yang aku pakai disini bukan berarti sama dalam hal fisik, pemikiran ataupun pengalaman
hidup. “Sama” yang aku maksud adalah aura-nya, entah itu aura atau apapun itu
intinya kamu merasa dia seperti kamu. Tapi ketika kamu melihat ke realita apa
yang dia lakukan, kamu merasa dia sama sekali bukan kamu. Dari perilaku yang
dia tampakan, seluruhnya sangat berbeda dengan kamu. Yang sama hanya satu,
kritis dalam berpikir entah diungkapkan keluar atau dipikir sendiri. Yang pasti
aku merasa dia seperti aku. Aku merasa, terkadang pikiran membuat verbal
berputar-purat karena gak bisa ngimbangin semua yang ada di pikiran. Jadi
sebelum berbicara aku perlu berpikir dulu merangkai kata yang acak-acakan di
pikiran. Kembali lagi ke dia, aku merasa sepertinya dia juga sama mengalami hal
itu. Semua tentang pikiran masih abstrak menurutku, karna gak terlalu tampak
jika tidak dikeluarkan. Dan yang menonjol dari dia malah perilaku-perilaku yang
bukan aku banget. Jadi kadang aku bertanya pada diriku sendiri saat melihat dia,
“apakah dia
sedang membohongi dirinya sendiri?”
“Ataukah aku
yang sebenarnya sedang membohongi diriku sendiri”
“Jika aku yang
membohongi diriku sendiri, di sebelah mana?”
“Bukankan semua
yang aku lakukan adalah pilihanku”
“Aku memilih
berperilaku seperti ini, karena inilah aku, dan ini pilihanku. Orang lain
sepertinya oke, jadi aku juga oke.”
“Memang masih
ada beberapa hal yang ingin aku rubah, namun aku tidak ingin seperti dia”
“Aku ya tetap
aku, aku lakukan apa yang aku pilih dan aku yakini benar” (Kok kesannya keras
kepala banget ya, emang iya >.<)
“Tapi tenang
saja, aku tau kok apa yang aku mau, dan aku juga paham apa yang kalian
inginkan. Aku yakin kita bakal tetep nyaman dan gak ada yang dirugikan” (Ngomong
sama siapa? audience)
Oh iya kembali
lagi ke dia, yang aku rasa sama seperti aku
“Aku masih
yakin kalau dia sama seperti aku” (Tuh kan aku masih aja kaku dan yakin banget
sama feeleng sendiri)
“Semua yang dia
tampakan di luar, yang sangat bukan aku, itu adalah diri dia”
“Dia tidak
membohongi dirinya, tapi itu adalah pilihannya”
“Mungkin saja
ada sesuatu yang sama seperti aku (di dirinya), tapi tetap saja dia bukan aku”
(Jadi bagaimana bisa aku menyama-nyamakan dan menilai dia sesuka pikiranku,
ataupun menilai dia sedang membohongi dirinya)
“Semua berujung
di pilihan, inilah yang membedakan idividu satu dengan lainnya”
“Bisa saja kita
dihadapkan dengan beberapa pilihan yang sama, aku memilih ini dan dia memilih
itu, semuanya hak pribadi karna yang dibutuhkan dan di inginkan oleh dia maupun
aku jelaslah berbeda”
“Nah ketemu
lagikan aku dan dia berbeda karena pilihan, keinginan, dan kebutuhan yang
berbeda”
“Dia menyikapi
dengan seperti itu, itu adalah dia, itu adalah pilihan dia, itu adalah bagian
dari perjalanan hidupnya”
“Aku menyikapi
dengan seperti ini, inilah aku, ini pilihanku, dan ini bagian dari perjalanan
hidupku”
Ada
lagi Dia, yang aku tau dia sama sekali bukan aku. Banyak hal yang jelas berbeda
di permukaan (yang tampak). Tapi dia berkata bahwa ketika melihat aku, aku
seperti masa lalunya. Bagaimana bisa, yang seperti aku menjadi seperti dia.
Apakah selama ini dia juga membohongi dirinya, hingga menjadi seperti ini. Yang
aku rasa sama sekali tidak ada kesamaan dengan aku. Atau dia berbohong kepadaku
dalam rangka menyemangati aku untuk membuat perubahan. Tidak, dia tidak
berbohong. Aku yakin dia perduli (care) padaku. Akhirnya jawabannya sama
seperti sebelumnya,
“Mungkin saja
dulu memang dia seperti aku, aku adalah masa lalunya”
“Karena semua
ini tentang pilihan, keinginan dan kebutuhan”
“Semua itu bisa
membawanya sampai disini”
“Dan aku belum
tau semua ini akan membawaku kemana”
“Yang aku
percaya, setiap orang akan merasakan bahagia jika memilih sesuai kata hati dan
pikirannya”
“Dengan hati
kita akan berusaha menyamankan diri dengan apa yang kita pilih”
“Dengan pikiran
kita akan berusaha teguh mempertahankan apa yang kita pilih”
“Yang pasti
Aku, Dia, Dia, Kamu, Kalian, Kita, dan Mereka tidak akan berdiri disini-sini
saja, pilihan akan membuat kita melewati jalan yang berbeda, tapi yakinlah
semua akan berujung bahagia”
Okey, stop it.
Aku udah selesai, kapan-kapan disambung lagi :) See ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagi yang suka cuap" nulis apa j d coment a eaahhh ^_^