Rabu, 26 Oktober 2016

What, I feel and I Think

APA YANG AKU RASAKAN DAN AKU PIKIRKAN
(What, I feel and I Think)

Hallo, Selamat pagi blog readers :) udah lama banget rasanya gak ngisi blog. Kapan ya terakhir kali nulis gak jelas di blog ini, lihat aja sendiri list taggal nya, aku lupa hehehe. Sebenernya banyak pengalaman yang pengen aku critain. Tapi saking banyaknya jd bingung sendiri mau crita dari mana, semua terdistorsi sama tanggungan tugas-tugas kuliah. Akhirnya gak usah crita pengalaman aja :p So, kali ini aku bakal crita apa yang lagi aku rasakan dan pikirkan.
Pernahkah kalian melihat orang lain seakan melihat diri kalian sendiri. Kalian bilang pada diri kalian sendiri bahwa “rasanya dia sama seperti saya”. Istilah “sama” yang aku pakai disini bukan berarti sama dalam hal fisik, pemikiran ataupun pengalaman hidup. “Sama” yang aku maksud adalah aura-nya, entah itu aura atau apapun itu intinya kamu merasa dia seperti kamu. Tapi ketika kamu melihat ke realita apa yang dia lakukan, kamu merasa dia sama sekali bukan kamu. Dari perilaku yang dia tampakan, seluruhnya sangat berbeda dengan kamu. Yang sama hanya satu, kritis dalam berpikir entah diungkapkan keluar atau dipikir sendiri. Yang pasti aku merasa dia seperti aku. Aku merasa, terkadang pikiran membuat verbal berputar-purat karena gak bisa ngimbangin semua yang ada di pikiran. Jadi sebelum berbicara aku perlu berpikir dulu merangkai kata yang acak-acakan di pikiran. Kembali lagi ke dia, aku merasa sepertinya dia juga sama mengalami hal itu. Semua tentang pikiran masih abstrak menurutku, karna gak terlalu tampak jika tidak dikeluarkan. Dan yang menonjol dari dia malah perilaku-perilaku yang bukan aku banget. Jadi kadang aku bertanya pada diriku sendiri saat melihat dia, 

“apakah dia sedang membohongi dirinya sendiri?”
“Ataukah aku yang sebenarnya sedang membohongi diriku sendiri”
“Jika aku yang membohongi diriku sendiri, di sebelah mana?”
“Bukankan semua yang aku lakukan adalah pilihanku”
“Aku memilih berperilaku seperti ini, karena inilah aku, dan ini pilihanku. Orang lain sepertinya oke, jadi aku juga oke.”
“Memang masih ada beberapa hal yang ingin aku rubah, namun aku tidak ingin seperti dia”
“Aku ya tetap aku, aku lakukan apa yang aku pilih dan aku yakini benar” (Kok kesannya keras kepala banget ya, emang iya >.<)
“Tapi tenang saja, aku tau kok apa yang aku mau, dan aku juga paham apa yang kalian inginkan. Aku yakin kita bakal tetep nyaman dan gak ada yang dirugikan” (Ngomong sama siapa? audience)
Oh iya kembali lagi ke dia, yang aku rasa sama seperti aku
“Aku masih yakin kalau dia sama seperti aku” (Tuh kan aku masih aja kaku dan yakin banget sama feeleng sendiri)
“Semua yang dia tampakan di luar, yang sangat bukan aku, itu adalah diri dia”
“Dia tidak membohongi dirinya, tapi itu adalah pilihannya”
“Mungkin saja ada sesuatu yang sama seperti aku (di dirinya), tapi tetap saja dia bukan aku” (Jadi bagaimana bisa aku menyama-nyamakan dan menilai dia sesuka pikiranku, ataupun menilai dia sedang membohongi dirinya)
“Semua berujung di pilihan, inilah yang membedakan idividu satu dengan lainnya”
“Bisa saja kita dihadapkan dengan beberapa pilihan yang sama, aku memilih ini dan dia memilih itu, semuanya hak pribadi karna yang dibutuhkan dan di inginkan oleh dia maupun aku jelaslah berbeda”
“Nah ketemu lagikan aku dan dia berbeda karena pilihan, keinginan, dan kebutuhan yang berbeda”
“Dia menyikapi dengan seperti itu, itu adalah dia, itu adalah pilihan dia, itu adalah bagian dari perjalanan hidupnya”
“Aku menyikapi dengan seperti ini, inilah aku, ini pilihanku, dan ini bagian dari perjalanan hidupku”

Ada lagi Dia, yang aku tau dia sama sekali bukan aku. Banyak hal yang jelas berbeda di permukaan (yang tampak). Tapi dia berkata bahwa ketika melihat aku, aku seperti masa lalunya. Bagaimana bisa, yang seperti aku menjadi seperti dia. Apakah selama ini dia juga membohongi dirinya, hingga menjadi seperti ini. Yang aku rasa sama sekali tidak ada kesamaan dengan aku. Atau dia berbohong kepadaku dalam rangka menyemangati aku untuk membuat perubahan. Tidak, dia tidak berbohong. Aku yakin dia perduli (care) padaku. Akhirnya jawabannya sama seperti sebelumnya,

“Mungkin saja dulu memang dia seperti aku, aku adalah masa lalunya”
“Karena semua ini tentang pilihan, keinginan dan kebutuhan”
“Semua itu bisa membawanya sampai disini”
“Dan aku belum tau semua ini akan membawaku kemana”
“Yang aku percaya, setiap orang akan merasakan bahagia jika memilih sesuai kata hati dan pikirannya”
“Dengan hati kita akan berusaha menyamankan diri dengan apa yang kita pilih”
“Dengan pikiran kita akan berusaha teguh mempertahankan apa yang kita pilih”
“Yang pasti Aku, Dia, Dia, Kamu, Kalian, Kita, dan Mereka tidak akan berdiri disini-sini saja, pilihan akan membuat kita melewati jalan yang berbeda, tapi yakinlah semua akan berujung bahagia”

Okey, stop it. Aku udah selesai, kapan-kapan disambung lagi :) See ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi yang suka cuap" nulis apa j d coment a eaahhh ^_^