Rabu, 26 Oktober 2016

Berdiskusi dengan Bapak


Berdiskusi dengan Bapak
Halo teman-teman pembaca, selamat malam. Skripsi, laporan PKL, dan beberapa tugas aku pending dulu soalnya lagi pengen berbagi cerita mumpung kepikiran :D
Setiap kali pulang kerumah aku selalu menyempatkan untuk berdiskusi dengan bapak (ayahku). Aku menyebutnya sebagai diskusi, tapi bapak menganggapnya sebagai engkel-engkelan (debat) yang menyenangkan. Mungkin karena caraku menyampaikan pendapat memang terkesan kaku dan keras kepala kali ya. Padahal sebenarnya aku ingin bertukar pikiran dan pendapat untuk mendapatkan jalan tengah pengetahuan baru dari sudut pandang baru. Untungnya bapakku memahami hal itu, hehehe... Tapi tetep saja beliau menganggapnya sebagai engkel-engkelan (debat) yang menyenangkan. Dan aku tetap menganggapnya sebagai diskusi, bertukar pikiran dan pandangan. Mungkin aku memang harus lebih sopan dan kalem ketika berbicara sama siapa aja biar gak salah faham.
Jadi topik yang kami bahas adalah tentang TUHAN YANG MAHA ADIL. Poin utamanya adalah pada kata “ngersakne (kehendak) atau dikersakne (dikehendaki)”. Jika Allah sudah berkehendak maka tidak ada yang bisa menghalangi ataupun menentangnya. Allah menghendaki adanya hal baik dan buruk, juga adanya Orang baik dan Orang buruk. Baik dalam hal ini bisa diartikan perilaku/akhlak yang baik, kepandaian, kebijaksanaan, dan berbagai kelebihan juga kesempurnaan lainnya. Sedangkan buruk dalam hal ini bisa diartikan apapun dari segi kemampuan berfiki, berperilaku, merasa, dalam hal fisik dan berbagai kekurangan lainnya.
Aku bertanya, Kenapa ya di dunia ini ada orang yang baik dan buruk? Kenapa Allah menciptakan mereka berbeda? Apakah itu adil? Memang adil tidak harus sama, tapi jika kontras seperti itu perbedaannya, gimana?
Bapak menjawab, ya itu adalah ketentuan Allah. Jika Allah menghendaki orang menjadi baik ya akan jadi baik. Jika Allah menghendaki orang menjadi buruk ya akan menjadi buruk. Semua itu adalah kehendak Allah “Allah sing ngersakne”. Allah sudah jelas dan pasti Adil, karena itu adalah sifatnya ada dalam asmaul husna. Jadi Allah pasti punya maksud atas semua yang Dia ciptakan dan Dia kehendaki keberadaannya di dunia ini.
Jika Allah yang menghendaki orang menjadi baik, Allah juga yang menghendaki orang menjadi buruk. Apakah itu bisa dibilang adil? Kasihan dong orang yang dikehendaki Allah menjadi buruk?
Ya itu Adalah ketentuan Allah. Kita tidak bisa dan tidak boleh menuntut Allah, apalagi menyalahkan Allah. Kalau kayak gitu bakal bahaya. Kita hanya bisa mengimani dan menerima, karena otak kita tidak akan sampai jika memikirkan sesuatu yang jauh mengenai tujuan dari kehendak Allah. Yang pasti harus kita yakini ya, Allah Maha Adil.
Bukankah Allah memberi manusia akal agar berfikir mengenai kebesarannya dan segala kekuasaannya. Berarti kita bisa merasionalkan Ketentuan Allah mengenai Kehendaknya menciptakan Orang yang baik dan buruk. Aku Tahu dan juga yakin bahwa Allah Maha Adil. Tapi aku juga penasaran dan ingin tahu kenapa Allah menciptakan dua hal yang berbeda, dan itu membuatku merasa ada salah satu pihak yang diuntungkan. Bukankah semua orang ingin menjadi baik dalam segala hal. Aku juga ingin menjadi baik dalam segala hal. Kalau boleh memilih tentunya aku ingin diciptakan dengan berbagai kelebihan yang luarbiasa, akhlak yang baik juga, dan bisa terjamin bahagia didunia dan nantinya bisa langsung masuk surga. Siapa sih yang ingin diciptakan menjadi orang yang buruk, siapa juga yang ingin dihukum dan masuk neraka. Tentunya tidak ada, semua orang ingin bahagia.
Ya memang manusia memiliki pikiran, tapi jika memikirkan hal-hal yang terlalu jauh dan tidak sampai itu nantinya akan bahaya. Jadi kita perlu meng-imani saja.
Tapi aku ingin tahu, pasti ada alasannya, mungkin dijelaskan dalam Al-Qur`an, kitab, sejarah atau apapun itu. Pasti ada, tapi aku belum mengetahuinya, kira-kira kenapa ya Allah membuat kehendak seperti itu?
Ya itu adalah kuasa Allah, jadi Allah bisa melakukan apapun yang Dia kehendaki. Kita tidak bisa menuntut Allah. Kalau mau menuntut allah ya harus punya dasar dari Al-Quran, gak cuman pikiran, kalau tidak punya dasar ya Tidak bisa.
Kalau begitu aku merasa manusia kayak boneka ya pak.
Iya memang Allah yang menentukan dan mengatur semuanya.
Terus mengapa manusia juga dimintai pertanggung jawaban atas yang dilakukan? Bukankan Allah yang menghendaki setiap yang terjadi pada diri Makhluknya (salahsatunya Manusia), bukankah Allah yang menentukan hal itu, Allah yang membuat itu terjadi dan Allah yang mengatur semua. Jadi mengapa Orang yang buruk harus dihukum nantinya dan dimasukan neraka? Bukankah Allah yang menjadikan dia buruk? Enak dong orang yang Allah kehendaki menjadi baik dan serba memiliki kesempurnaan, fisik akhlak maupun finansial?
Manusia dimintai pertanggung jawaban atas yang dia lakukan. Semua manusia diberi petunjuk yang sama tinggal bagaimana mereka menyikapinya. Kalau mereka mengikuti menyadari dan mengikuti petunjuk maka mendapat pahala. Tapi jika mereka mengingkari petunjuk dan tidak mentaatinya ya akan dimintai pertanggung jawaban, akan berdosa. Jadi mau dikehendaki jadi baik ataupun buruk sebenarnya keduanya sama-sama diberi petunjuk oleh Allah.
Petunjuknya apa? Alqur`aan? Bukankah tidak semua orang tahu dan mengerti Alqu`an.
Masak ada yang tidak tahu Al-Qur`an. Jikapun tidak melalui Al-Quran manusia juga diberi akal dan perasaan, diberi panca indra jadi tentunya bisa merasakan kekuasaan Tuhan dan itu juga merupakan petunjuk bagi mereka. Selebihnya kalau dijelaskan nanti kamu juga gak bakal ngerti, pemikiran kita belum sampai. Jadi Diyakini saja bahwa Allah maha adil.
Tapi aku masih penasaran.
Jadi begini loh, sebenarnya yang baik itu belum tentu baik dan yang buruk belum tentu buruk.
Kok bisa?
Karena yang dikehendaki baik dan terlihat baik dimata manusia, ada juga hal-hal yang tidak terlihat dibaliknya dan hanya Allah yang tahu. Contohnya, orang kelihatannya rajin ibadah atau dermawan tetapi sebenarnya dalam hatinya dia merasa paling besar diantara lainnya atau kufur nikmat juga. Contoh lain Raja Fir`aun dia pandai itu baik kan tapi nyatanya dia kafir dan malah merasa dia adalah Tuhan. Begitu juga yang kelihatannya buruk dimata manusia sebenar belum tentu dia buruk dimata Allah. Contohnya, Ada orang yang sangat miskin dan dia non muslim. Siapa yang tau dia nantinya akan masuk surga atau neraka? Hanya Allah yang tahu amalan apa saja yang dilakukan oleh orang itu. Bisa saja kesabaran dan rasa syukurnya menerima keadaan mendapat pahala yang besar, atau amalan lainnya, Siapa yang tahu nanti sebelum meninggal dia menjadi muslim. Ya itu adalah ketentuan Allah.
Kalau seperti itu sepertinya kata “ngersakne” atau kehendak Tuhan itu bisa diartikan seperti Ujian Tuhan. Diciptakan sebagai baik atau buruk itu adalah bentuk variasi ujian yang diberikan. Kadar kesulitan dan aspek penilaiannya sebenarnya sama saja, dan sudah pasti Adil karena Allah yang menentukan dan Allah juga yang memberikan penilaian. Kata baik dan buruk sebenarnya hanya istilah yang digunakan manusia berdasarkan persepsi, perasaan dan pengalaman selama hidup di dunia. Sebenarnya baik dan buruk di mata manusia itu adalah bentuk ujian yang sama bagi Allah SWT. Jika diibaratkan seperti ujian disekolah ini sama seperti ujian yang dijalani oleh siswa jurusan IPA, IPS ataupun BAHASA sesuai tingkatan kelasnya. Untuk jenjang kuliah bisa diibaratkan seperti ujian yang dijalani masing-masing mahasiswa sesuai jurusan dan tingkatannya. Memang soal yang diberikan berbeda-beda antar jurusan namun sebenarnya sama-sama ujiannya, dan perbedaan soal itu adalah variasi ujian sesuai apa yang diajarkan ke individu itu. Tentunya Guru atau Dosen juga memiliki cara dan standart penilaian yang adil sesuai soal ujian yang diberikan. Dan semua siswa atau mahasiswa sebenarnya memiliki modal yang sama yaitu pikiran dan buku untuk belajar. Tetapi nantinya ada yang mendapat nilai baik maupun kurang. Itu adalah hasil dari apa yang masing-masing orang lakukan dan usahakan. Semua itu adalah pilihan dan tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing orang. Jadi sukses tidaknya nanti, baik buruknya prestasi itu adalah hasil dari yang individu lakukan. Hasil itulah yang akan di pertanggung jawabkan pada diri sendiri, orang tua, maupun orang sekitar atas apa yang telah dilakukan selama ini. Seperti itu sederhananya. Tapi ujian kehidupan dari Allah adalah ujian besar dan sangat penting untuk kesejahteraan kita nantinya di akhirat. Semoga yang baca akan masuk surga semua, Aamiiinn....
Iya itu kan pengertianmu, intinya orang dijadikan baik ataupun buruk itu adalah kehendak Allah (dikersakne Allah).
Iya tapi kata “dikersakne” itu seolah-olah Allah yang menghendaki dan Allah juga yang mempertanggung jawabkan. Padahal sebenarnya Allah memang menghendaki tetapi manusia juga memiliki kuasa atas perilaku dan bagaimana cara menyikapi kehendak Allah, karena itulah setiap orang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban iyakan pak.
Iya, jadi sebenarnya orang buruk merupakan ujian bagi orang baik, dan orang baik adalah ujian bagi orang buruk. Dilain sisi orang buruk juga bisa menjadi petunjuk bagi orang baik, dan orang baik juga bisa menjadi petunjuk bagi orang buruk. Paham tidak maksudnya?
Ohh,.. Iya paham pak jadi sebenarnya keduanya sama-sama memiliki kesempatan untuk menjadi buruk ataupun baik di hadapan Allah. Beginikan contohnya:
Orang buruk merupakan ujian bagi orang baik. Ketika ada orang baik melihat orang yang buruk, namun orang baik itu menyikapinya dengan negatif, dengan menghina orang yang buruk, merendahkannya, merasa dirinya paling baik, paling benar, dan kufur nikmat maka itu akan membuat orang baik itu menjadi celaka atau buruk dihadapan Allah.
Orang baik adalah ujian bagi orang buruk. Ketika ada orang buruk melihat orang yang baik, tetapi orang buruk itu menyikapinya dengan negatif, berfikir bahwa mungkin saja sebenarnya orang baik itu tidak sebaik kelihatannya, Muncul pemikiran bahwa masih bagus jadi orang buruk dan menunjukan diri sebagai orang buruk berarti kan tidak munafik. Selain itu bisa juga menjadi marah kepada Allah, menyalahkan Allah, tidak bersyukur dan semakin bertambah melakukan keburukan, atau malah memfitnah dan menghina orang yang baik. Maka itu akan membuat orang buruk itu menjadi celaka atau semakin buruk dihadapan Allah.
Orang buruk juga bisa menjadi petunjuk bagi orang baik. Ketika ada orang baik melihat orang buruk dan bisa menyikapinya dengan positif. Jadi orang baik itu akan menjadi lebih bersyukur, bersikap bijaksana, mau bersedekah, saling membantu, mau mengarahkan dan bisa mengambil hikmah dari kehidupan orang buruk itu. Maka itu adalah sebuah petunjuk dan akan membuat orang baik itu menjadi semakin baik dihadapan Allah.
Orang baik juga bisa menjadi petunjuk bagi orang buruk. Ketika ada orang buruk yang melihat orang baik dan bisa menyikapinya dengan positif. Orang buruk itu ingin berubah menjadi baik juga,  dia belajar menjadi orang yang lebih baik, bersabar, menjadikan orang baik itu sebagai contoh dan panutan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, juga memperbanyak amalan yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangannya. Maka itu adalah sebuah petunjuk dan akan membuat orang buruk itu menjadi lebih baik dihadapan Allah
Okey, sekian diskusinya lain kali disambung lagi dengan tema yang berbeda. Terimakasih buat yang baca, semoga bermanfaat dan see ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi yang suka cuap" nulis apa j d coment a eaahhh ^_^