Berdiskusi dengan Bapak
Halo
teman-teman pembaca, selamat malam. Skripsi, laporan PKL, dan beberapa tugas
aku pending dulu soalnya lagi pengen berbagi cerita mumpung kepikiran :D
Setiap kali pulang kerumah aku selalu menyempatkan untuk berdiskusi
dengan bapak (ayahku). Aku menyebutnya sebagai diskusi, tapi bapak
menganggapnya sebagai engkel-engkelan (debat) yang menyenangkan. Mungkin
karena caraku menyampaikan pendapat memang terkesan kaku dan keras kepala kali
ya. Padahal sebenarnya aku ingin bertukar pikiran dan pendapat untuk
mendapatkan jalan tengah pengetahuan baru dari sudut pandang baru. Untungnya
bapakku memahami hal itu, hehehe... Tapi tetep saja beliau menganggapnya
sebagai engkel-engkelan (debat) yang menyenangkan. Dan aku tetap
menganggapnya sebagai diskusi, bertukar pikiran dan pandangan. Mungkin aku
memang harus lebih sopan dan kalem ketika berbicara sama siapa aja biar gak
salah faham.
Jadi topik yang kami bahas adalah tentang TUHAN YANG MAHA ADIL. Poin
utamanya adalah pada kata “ngersakne (kehendak) atau dikersakne (dikehendaki)”. Jika Allah sudah
berkehendak maka tidak ada yang bisa menghalangi ataupun menentangnya. Allah
menghendaki adanya hal baik dan buruk, juga adanya Orang baik dan Orang buruk.
Baik dalam hal ini bisa diartikan perilaku/akhlak yang baik, kepandaian,
kebijaksanaan, dan berbagai kelebihan juga kesempurnaan lainnya. Sedangkan buruk
dalam hal ini bisa diartikan apapun dari segi kemampuan berfiki, berperilaku,
merasa, dalam hal fisik dan berbagai kekurangan lainnya.
Aku bertanya, Kenapa ya di dunia ini ada orang yang baik dan buruk?
Kenapa Allah menciptakan mereka berbeda? Apakah itu adil? Memang adil tidak harus sama, tapi jika kontras seperti itu perbedaannya, gimana?
Bapak menjawab, ya itu adalah ketentuan Allah. Jika Allah
menghendaki orang menjadi baik ya akan jadi baik. Jika Allah menghendaki orang
menjadi buruk ya akan menjadi buruk. Semua itu adalah kehendak Allah “Allah
sing ngersakne”. Allah sudah jelas dan pasti Adil, karena itu adalah
sifatnya ada dalam asmaul husna. Jadi Allah pasti punya maksud atas semua yang
Dia ciptakan dan Dia kehendaki keberadaannya di dunia ini.
Jika Allah yang menghendaki orang menjadi baik, Allah juga yang menghendaki
orang menjadi buruk. Apakah itu bisa dibilang adil? Kasihan dong orang yang
dikehendaki Allah menjadi buruk?
Ya itu Adalah ketentuan Allah. Kita tidak bisa dan tidak boleh
menuntut Allah, apalagi menyalahkan Allah. Kalau kayak gitu bakal bahaya. Kita
hanya bisa mengimani dan menerima, karena otak kita tidak akan sampai jika
memikirkan sesuatu yang jauh mengenai tujuan dari kehendak Allah. Yang pasti
harus kita yakini ya, Allah Maha Adil.
Bukankah Allah memberi manusia akal agar berfikir mengenai
kebesarannya dan segala kekuasaannya. Berarti kita bisa merasionalkan Ketentuan
Allah mengenai Kehendaknya menciptakan Orang yang baik dan buruk. Aku Tahu dan
juga yakin bahwa Allah Maha Adil. Tapi aku juga penasaran dan ingin tahu kenapa
Allah menciptakan dua hal yang berbeda, dan itu membuatku merasa ada salah satu pihak yang
diuntungkan. Bukankah semua orang ingin menjadi baik dalam
segala hal. Aku juga ingin menjadi baik dalam segala hal. Kalau boleh memilih
tentunya aku ingin diciptakan dengan berbagai kelebihan yang luarbiasa, akhlak
yang baik juga, dan bisa terjamin bahagia didunia dan nantinya bisa langsung
masuk surga. Siapa sih yang ingin diciptakan menjadi orang yang buruk, siapa
juga yang ingin dihukum dan masuk neraka. Tentunya tidak ada, semua orang ingin
bahagia.
Ya memang manusia memiliki pikiran, tapi jika memikirkan hal-hal
yang terlalu jauh dan tidak sampai itu nantinya akan bahaya. Jadi kita perlu
meng-imani saja.
Tapi aku ingin tahu, pasti ada alasannya, mungkin dijelaskan dalam
Al-Qur`an, kitab, sejarah atau apapun itu. Pasti ada, tapi aku belum mengetahuinya,
kira-kira kenapa ya Allah membuat kehendak seperti itu?
Ya itu adalah kuasa Allah, jadi Allah bisa melakukan apapun yang Dia
kehendaki. Kita tidak bisa menuntut Allah. Kalau mau menuntut allah ya harus
punya dasar dari Al-Quran, gak cuman pikiran, kalau tidak punya dasar ya Tidak bisa.
Kalau begitu aku merasa manusia kayak boneka ya pak.
Iya memang Allah yang menentukan dan mengatur semuanya.
Terus mengapa manusia juga dimintai pertanggung jawaban atas yang
dilakukan? Bukankan Allah yang menghendaki setiap yang terjadi pada diri
Makhluknya (salahsatunya Manusia), bukankah Allah yang menentukan hal itu,
Allah yang membuat itu terjadi dan Allah yang mengatur semua. Jadi mengapa
Orang yang buruk harus dihukum nantinya dan dimasukan neraka? Bukankah Allah
yang menjadikan dia buruk? Enak dong orang yang Allah kehendaki menjadi baik
dan serba memiliki kesempurnaan, fisik akhlak maupun finansial?
Manusia dimintai pertanggung jawaban atas yang dia lakukan. Semua
manusia diberi petunjuk yang sama tinggal bagaimana mereka menyikapinya. Kalau
mereka mengikuti menyadari dan mengikuti petunjuk maka mendapat pahala. Tapi jika
mereka mengingkari petunjuk dan tidak mentaatinya ya akan dimintai pertanggung
jawaban, akan berdosa. Jadi mau dikehendaki jadi baik ataupun buruk sebenarnya
keduanya sama-sama diberi petunjuk oleh Allah.
Petunjuknya apa? Alqur`aan? Bukankah tidak semua orang tahu dan
mengerti Alqu`an.
Masak ada yang tidak tahu Al-Qur`an. Jikapun tidak melalui Al-Quran
manusia juga diberi akal dan perasaan, diberi panca indra jadi tentunya bisa
merasakan kekuasaan Tuhan dan itu juga merupakan petunjuk bagi mereka.
Selebihnya kalau dijelaskan nanti kamu juga gak bakal ngerti, pemikiran kita
belum sampai. Jadi Diyakini saja bahwa Allah maha adil.
Tapi aku masih penasaran.
Jadi begini loh, sebenarnya yang baik itu belum tentu baik dan yang
buruk belum tentu buruk.
Kok bisa?
Karena yang dikehendaki baik dan terlihat baik dimata manusia, ada
juga hal-hal yang tidak terlihat dibaliknya dan hanya Allah yang tahu.
Contohnya, orang kelihatannya rajin ibadah atau dermawan tetapi sebenarnya
dalam hatinya dia merasa paling besar diantara lainnya atau kufur nikmat juga.
Contoh lain Raja Fir`aun dia pandai itu baik kan tapi nyatanya dia kafir dan
malah merasa dia adalah Tuhan. Begitu juga yang kelihatannya buruk dimata
manusia sebenar belum tentu dia buruk dimata Allah. Contohnya, Ada orang yang
sangat miskin dan dia non muslim. Siapa yang tau dia nantinya akan masuk surga
atau neraka? Hanya Allah yang tahu amalan apa saja yang dilakukan oleh orang
itu. Bisa saja kesabaran dan rasa syukurnya menerima keadaan mendapat pahala
yang besar, atau amalan lainnya, Siapa yang tahu nanti sebelum meninggal dia
menjadi muslim. Ya itu adalah ketentuan Allah.
Kalau seperti itu sepertinya kata “ngersakne” atau kehendak
Tuhan itu bisa diartikan seperti Ujian Tuhan. Diciptakan sebagai baik atau
buruk itu adalah bentuk variasi ujian yang diberikan. Kadar kesulitan dan
aspek penilaiannya sebenarnya sama saja, dan sudah pasti Adil karena Allah yang
menentukan dan Allah juga yang memberikan penilaian. Kata baik dan buruk
sebenarnya hanya istilah yang digunakan manusia berdasarkan persepsi, perasaan
dan pengalaman selama hidup di dunia. Sebenarnya baik dan buruk di mata manusia
itu adalah bentuk ujian yang sama bagi Allah SWT. Jika diibaratkan seperti
ujian disekolah ini sama seperti ujian yang dijalani oleh siswa jurusan IPA,
IPS ataupun BAHASA sesuai tingkatan kelasnya. Untuk jenjang kuliah bisa
diibaratkan seperti ujian yang dijalani masing-masing mahasiswa sesuai jurusan
dan tingkatannya. Memang soal yang diberikan berbeda-beda antar jurusan namun
sebenarnya sama-sama ujiannya, dan perbedaan soal itu adalah variasi ujian
sesuai apa yang diajarkan ke individu itu. Tentunya Guru atau Dosen juga memiliki
cara dan standart penilaian yang adil sesuai soal ujian yang diberikan. Dan
semua siswa atau mahasiswa sebenarnya memiliki modal yang sama yaitu pikiran
dan buku untuk belajar. Tetapi nantinya ada yang mendapat nilai baik maupun
kurang. Itu adalah hasil dari apa yang masing-masing orang lakukan dan
usahakan. Semua itu adalah pilihan dan tanggung jawab yang dimiliki oleh
masing-masing orang. Jadi sukses tidaknya nanti, baik buruknya prestasi itu
adalah hasil dari yang individu lakukan. Hasil itulah yang akan di pertanggung
jawabkan pada diri sendiri, orang tua, maupun orang sekitar atas apa yang telah
dilakukan selama ini. Seperti itu sederhananya. Tapi ujian kehidupan dari Allah
adalah ujian besar dan sangat penting untuk kesejahteraan kita nantinya di
akhirat. Semoga yang baca akan masuk surga semua, Aamiiinn....
Iya itu kan pengertianmu, intinya orang dijadikan baik ataupun
buruk itu adalah kehendak Allah (dikersakne Allah).
Iya tapi kata “dikersakne” itu seolah-olah Allah yang
menghendaki dan Allah juga yang mempertanggung jawabkan. Padahal sebenarnya
Allah memang menghendaki tetapi manusia juga memiliki kuasa atas perilaku dan
bagaimana cara menyikapi kehendak Allah, karena itulah setiap orang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban iyakan pak.
Iya, jadi sebenarnya orang buruk merupakan ujian bagi orang baik,
dan orang baik adalah ujian bagi orang buruk. Dilain sisi orang buruk juga bisa
menjadi petunjuk bagi orang baik, dan orang baik juga bisa menjadi petunjuk
bagi orang buruk. Paham tidak maksudnya?
Ohh,.. Iya paham pak jadi sebenarnya keduanya sama-sama memiliki
kesempatan untuk menjadi buruk ataupun baik di hadapan Allah. Beginikan
contohnya:
Orang buruk merupakan ujian bagi orang baik. Ketika ada orang baik melihat orang yang buruk, namun orang baik
itu menyikapinya dengan negatif, dengan menghina orang yang buruk,
merendahkannya, merasa dirinya paling baik, paling benar, dan kufur nikmat maka
itu akan membuat orang baik itu menjadi celaka atau buruk dihadapan Allah.
Orang baik adalah ujian bagi orang buruk. Ketika ada orang buruk melihat orang yang baik, tetapi orang buruk
itu menyikapinya dengan negatif, berfikir bahwa mungkin saja sebenarnya orang
baik itu tidak sebaik kelihatannya, Muncul pemikiran bahwa masih bagus jadi
orang buruk dan menunjukan diri sebagai orang buruk berarti kan tidak munafik.
Selain itu bisa juga menjadi marah kepada Allah, menyalahkan Allah, tidak
bersyukur dan semakin bertambah melakukan keburukan, atau malah memfitnah dan
menghina orang yang baik. Maka itu akan membuat orang buruk itu menjadi celaka
atau semakin buruk dihadapan Allah.
Orang buruk juga bisa menjadi petunjuk bagi orang baik. Ketika ada orang baik melihat orang buruk dan bisa menyikapinya
dengan positif. Jadi orang baik itu akan menjadi lebih bersyukur, bersikap bijaksana,
mau bersedekah, saling membantu, mau mengarahkan dan bisa mengambil hikmah dari
kehidupan orang buruk itu. Maka itu adalah sebuah petunjuk dan akan membuat
orang baik itu menjadi semakin baik dihadapan Allah.
Orang baik juga bisa menjadi petunjuk bagi orang buruk. Ketika ada orang buruk yang melihat orang baik dan bisa
menyikapinya dengan positif. Orang buruk itu ingin berubah menjadi baik juga, dia belajar menjadi orang yang lebih baik,
bersabar, menjadikan orang baik itu sebagai contoh dan panutan untuk semakin mendekatkan
diri kepada Allah, juga memperbanyak amalan yang diperintahkan Allah dan
menjauhi larangannya. Maka itu adalah sebuah petunjuk dan akan membuat orang buruk
itu menjadi lebih baik dihadapan Allah
Okey, sekian diskusinya lain kali disambung lagi dengan tema yang
berbeda. Terimakasih buat yang baca, semoga bermanfaat dan see ya...