Rabu, 26 Oktober 2016

Berdiskusi dengan Bapak


Berdiskusi dengan Bapak
Halo teman-teman pembaca, selamat malam. Skripsi, laporan PKL, dan beberapa tugas aku pending dulu soalnya lagi pengen berbagi cerita mumpung kepikiran :D
Setiap kali pulang kerumah aku selalu menyempatkan untuk berdiskusi dengan bapak (ayahku). Aku menyebutnya sebagai diskusi, tapi bapak menganggapnya sebagai engkel-engkelan (debat) yang menyenangkan. Mungkin karena caraku menyampaikan pendapat memang terkesan kaku dan keras kepala kali ya. Padahal sebenarnya aku ingin bertukar pikiran dan pendapat untuk mendapatkan jalan tengah pengetahuan baru dari sudut pandang baru. Untungnya bapakku memahami hal itu, hehehe... Tapi tetep saja beliau menganggapnya sebagai engkel-engkelan (debat) yang menyenangkan. Dan aku tetap menganggapnya sebagai diskusi, bertukar pikiran dan pandangan. Mungkin aku memang harus lebih sopan dan kalem ketika berbicara sama siapa aja biar gak salah faham.
Jadi topik yang kami bahas adalah tentang TUHAN YANG MAHA ADIL. Poin utamanya adalah pada kata “ngersakne (kehendak) atau dikersakne (dikehendaki)”. Jika Allah sudah berkehendak maka tidak ada yang bisa menghalangi ataupun menentangnya. Allah menghendaki adanya hal baik dan buruk, juga adanya Orang baik dan Orang buruk. Baik dalam hal ini bisa diartikan perilaku/akhlak yang baik, kepandaian, kebijaksanaan, dan berbagai kelebihan juga kesempurnaan lainnya. Sedangkan buruk dalam hal ini bisa diartikan apapun dari segi kemampuan berfiki, berperilaku, merasa, dalam hal fisik dan berbagai kekurangan lainnya.
Aku bertanya, Kenapa ya di dunia ini ada orang yang baik dan buruk? Kenapa Allah menciptakan mereka berbeda? Apakah itu adil? Memang adil tidak harus sama, tapi jika kontras seperti itu perbedaannya, gimana?
Bapak menjawab, ya itu adalah ketentuan Allah. Jika Allah menghendaki orang menjadi baik ya akan jadi baik. Jika Allah menghendaki orang menjadi buruk ya akan menjadi buruk. Semua itu adalah kehendak Allah “Allah sing ngersakne”. Allah sudah jelas dan pasti Adil, karena itu adalah sifatnya ada dalam asmaul husna. Jadi Allah pasti punya maksud atas semua yang Dia ciptakan dan Dia kehendaki keberadaannya di dunia ini.
Jika Allah yang menghendaki orang menjadi baik, Allah juga yang menghendaki orang menjadi buruk. Apakah itu bisa dibilang adil? Kasihan dong orang yang dikehendaki Allah menjadi buruk?
Ya itu Adalah ketentuan Allah. Kita tidak bisa dan tidak boleh menuntut Allah, apalagi menyalahkan Allah. Kalau kayak gitu bakal bahaya. Kita hanya bisa mengimani dan menerima, karena otak kita tidak akan sampai jika memikirkan sesuatu yang jauh mengenai tujuan dari kehendak Allah. Yang pasti harus kita yakini ya, Allah Maha Adil.
Bukankah Allah memberi manusia akal agar berfikir mengenai kebesarannya dan segala kekuasaannya. Berarti kita bisa merasionalkan Ketentuan Allah mengenai Kehendaknya menciptakan Orang yang baik dan buruk. Aku Tahu dan juga yakin bahwa Allah Maha Adil. Tapi aku juga penasaran dan ingin tahu kenapa Allah menciptakan dua hal yang berbeda, dan itu membuatku merasa ada salah satu pihak yang diuntungkan. Bukankah semua orang ingin menjadi baik dalam segala hal. Aku juga ingin menjadi baik dalam segala hal. Kalau boleh memilih tentunya aku ingin diciptakan dengan berbagai kelebihan yang luarbiasa, akhlak yang baik juga, dan bisa terjamin bahagia didunia dan nantinya bisa langsung masuk surga. Siapa sih yang ingin diciptakan menjadi orang yang buruk, siapa juga yang ingin dihukum dan masuk neraka. Tentunya tidak ada, semua orang ingin bahagia.
Ya memang manusia memiliki pikiran, tapi jika memikirkan hal-hal yang terlalu jauh dan tidak sampai itu nantinya akan bahaya. Jadi kita perlu meng-imani saja.
Tapi aku ingin tahu, pasti ada alasannya, mungkin dijelaskan dalam Al-Qur`an, kitab, sejarah atau apapun itu. Pasti ada, tapi aku belum mengetahuinya, kira-kira kenapa ya Allah membuat kehendak seperti itu?
Ya itu adalah kuasa Allah, jadi Allah bisa melakukan apapun yang Dia kehendaki. Kita tidak bisa menuntut Allah. Kalau mau menuntut allah ya harus punya dasar dari Al-Quran, gak cuman pikiran, kalau tidak punya dasar ya Tidak bisa.
Kalau begitu aku merasa manusia kayak boneka ya pak.
Iya memang Allah yang menentukan dan mengatur semuanya.
Terus mengapa manusia juga dimintai pertanggung jawaban atas yang dilakukan? Bukankan Allah yang menghendaki setiap yang terjadi pada diri Makhluknya (salahsatunya Manusia), bukankah Allah yang menentukan hal itu, Allah yang membuat itu terjadi dan Allah yang mengatur semua. Jadi mengapa Orang yang buruk harus dihukum nantinya dan dimasukan neraka? Bukankah Allah yang menjadikan dia buruk? Enak dong orang yang Allah kehendaki menjadi baik dan serba memiliki kesempurnaan, fisik akhlak maupun finansial?
Manusia dimintai pertanggung jawaban atas yang dia lakukan. Semua manusia diberi petunjuk yang sama tinggal bagaimana mereka menyikapinya. Kalau mereka mengikuti menyadari dan mengikuti petunjuk maka mendapat pahala. Tapi jika mereka mengingkari petunjuk dan tidak mentaatinya ya akan dimintai pertanggung jawaban, akan berdosa. Jadi mau dikehendaki jadi baik ataupun buruk sebenarnya keduanya sama-sama diberi petunjuk oleh Allah.
Petunjuknya apa? Alqur`aan? Bukankah tidak semua orang tahu dan mengerti Alqu`an.
Masak ada yang tidak tahu Al-Qur`an. Jikapun tidak melalui Al-Quran manusia juga diberi akal dan perasaan, diberi panca indra jadi tentunya bisa merasakan kekuasaan Tuhan dan itu juga merupakan petunjuk bagi mereka. Selebihnya kalau dijelaskan nanti kamu juga gak bakal ngerti, pemikiran kita belum sampai. Jadi Diyakini saja bahwa Allah maha adil.
Tapi aku masih penasaran.
Jadi begini loh, sebenarnya yang baik itu belum tentu baik dan yang buruk belum tentu buruk.
Kok bisa?
Karena yang dikehendaki baik dan terlihat baik dimata manusia, ada juga hal-hal yang tidak terlihat dibaliknya dan hanya Allah yang tahu. Contohnya, orang kelihatannya rajin ibadah atau dermawan tetapi sebenarnya dalam hatinya dia merasa paling besar diantara lainnya atau kufur nikmat juga. Contoh lain Raja Fir`aun dia pandai itu baik kan tapi nyatanya dia kafir dan malah merasa dia adalah Tuhan. Begitu juga yang kelihatannya buruk dimata manusia sebenar belum tentu dia buruk dimata Allah. Contohnya, Ada orang yang sangat miskin dan dia non muslim. Siapa yang tau dia nantinya akan masuk surga atau neraka? Hanya Allah yang tahu amalan apa saja yang dilakukan oleh orang itu. Bisa saja kesabaran dan rasa syukurnya menerima keadaan mendapat pahala yang besar, atau amalan lainnya, Siapa yang tahu nanti sebelum meninggal dia menjadi muslim. Ya itu adalah ketentuan Allah.
Kalau seperti itu sepertinya kata “ngersakne” atau kehendak Tuhan itu bisa diartikan seperti Ujian Tuhan. Diciptakan sebagai baik atau buruk itu adalah bentuk variasi ujian yang diberikan. Kadar kesulitan dan aspek penilaiannya sebenarnya sama saja, dan sudah pasti Adil karena Allah yang menentukan dan Allah juga yang memberikan penilaian. Kata baik dan buruk sebenarnya hanya istilah yang digunakan manusia berdasarkan persepsi, perasaan dan pengalaman selama hidup di dunia. Sebenarnya baik dan buruk di mata manusia itu adalah bentuk ujian yang sama bagi Allah SWT. Jika diibaratkan seperti ujian disekolah ini sama seperti ujian yang dijalani oleh siswa jurusan IPA, IPS ataupun BAHASA sesuai tingkatan kelasnya. Untuk jenjang kuliah bisa diibaratkan seperti ujian yang dijalani masing-masing mahasiswa sesuai jurusan dan tingkatannya. Memang soal yang diberikan berbeda-beda antar jurusan namun sebenarnya sama-sama ujiannya, dan perbedaan soal itu adalah variasi ujian sesuai apa yang diajarkan ke individu itu. Tentunya Guru atau Dosen juga memiliki cara dan standart penilaian yang adil sesuai soal ujian yang diberikan. Dan semua siswa atau mahasiswa sebenarnya memiliki modal yang sama yaitu pikiran dan buku untuk belajar. Tetapi nantinya ada yang mendapat nilai baik maupun kurang. Itu adalah hasil dari apa yang masing-masing orang lakukan dan usahakan. Semua itu adalah pilihan dan tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing orang. Jadi sukses tidaknya nanti, baik buruknya prestasi itu adalah hasil dari yang individu lakukan. Hasil itulah yang akan di pertanggung jawabkan pada diri sendiri, orang tua, maupun orang sekitar atas apa yang telah dilakukan selama ini. Seperti itu sederhananya. Tapi ujian kehidupan dari Allah adalah ujian besar dan sangat penting untuk kesejahteraan kita nantinya di akhirat. Semoga yang baca akan masuk surga semua, Aamiiinn....
Iya itu kan pengertianmu, intinya orang dijadikan baik ataupun buruk itu adalah kehendak Allah (dikersakne Allah).
Iya tapi kata “dikersakne” itu seolah-olah Allah yang menghendaki dan Allah juga yang mempertanggung jawabkan. Padahal sebenarnya Allah memang menghendaki tetapi manusia juga memiliki kuasa atas perilaku dan bagaimana cara menyikapi kehendak Allah, karena itulah setiap orang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban iyakan pak.
Iya, jadi sebenarnya orang buruk merupakan ujian bagi orang baik, dan orang baik adalah ujian bagi orang buruk. Dilain sisi orang buruk juga bisa menjadi petunjuk bagi orang baik, dan orang baik juga bisa menjadi petunjuk bagi orang buruk. Paham tidak maksudnya?
Ohh,.. Iya paham pak jadi sebenarnya keduanya sama-sama memiliki kesempatan untuk menjadi buruk ataupun baik di hadapan Allah. Beginikan contohnya:
Orang buruk merupakan ujian bagi orang baik. Ketika ada orang baik melihat orang yang buruk, namun orang baik itu menyikapinya dengan negatif, dengan menghina orang yang buruk, merendahkannya, merasa dirinya paling baik, paling benar, dan kufur nikmat maka itu akan membuat orang baik itu menjadi celaka atau buruk dihadapan Allah.
Orang baik adalah ujian bagi orang buruk. Ketika ada orang buruk melihat orang yang baik, tetapi orang buruk itu menyikapinya dengan negatif, berfikir bahwa mungkin saja sebenarnya orang baik itu tidak sebaik kelihatannya, Muncul pemikiran bahwa masih bagus jadi orang buruk dan menunjukan diri sebagai orang buruk berarti kan tidak munafik. Selain itu bisa juga menjadi marah kepada Allah, menyalahkan Allah, tidak bersyukur dan semakin bertambah melakukan keburukan, atau malah memfitnah dan menghina orang yang baik. Maka itu akan membuat orang buruk itu menjadi celaka atau semakin buruk dihadapan Allah.
Orang buruk juga bisa menjadi petunjuk bagi orang baik. Ketika ada orang baik melihat orang buruk dan bisa menyikapinya dengan positif. Jadi orang baik itu akan menjadi lebih bersyukur, bersikap bijaksana, mau bersedekah, saling membantu, mau mengarahkan dan bisa mengambil hikmah dari kehidupan orang buruk itu. Maka itu adalah sebuah petunjuk dan akan membuat orang baik itu menjadi semakin baik dihadapan Allah.
Orang baik juga bisa menjadi petunjuk bagi orang buruk. Ketika ada orang buruk yang melihat orang baik dan bisa menyikapinya dengan positif. Orang buruk itu ingin berubah menjadi baik juga,  dia belajar menjadi orang yang lebih baik, bersabar, menjadikan orang baik itu sebagai contoh dan panutan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, juga memperbanyak amalan yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangannya. Maka itu adalah sebuah petunjuk dan akan membuat orang buruk itu menjadi lebih baik dihadapan Allah
Okey, sekian diskusinya lain kali disambung lagi dengan tema yang berbeda. Terimakasih buat yang baca, semoga bermanfaat dan see ya...

What, I feel and I Think

APA YANG AKU RASAKAN DAN AKU PIKIRKAN
(What, I feel and I Think)

Hallo, Selamat pagi blog readers :) udah lama banget rasanya gak ngisi blog. Kapan ya terakhir kali nulis gak jelas di blog ini, lihat aja sendiri list taggal nya, aku lupa hehehe. Sebenernya banyak pengalaman yang pengen aku critain. Tapi saking banyaknya jd bingung sendiri mau crita dari mana, semua terdistorsi sama tanggungan tugas-tugas kuliah. Akhirnya gak usah crita pengalaman aja :p So, kali ini aku bakal crita apa yang lagi aku rasakan dan pikirkan.
Pernahkah kalian melihat orang lain seakan melihat diri kalian sendiri. Kalian bilang pada diri kalian sendiri bahwa “rasanya dia sama seperti saya”. Istilah “sama” yang aku pakai disini bukan berarti sama dalam hal fisik, pemikiran ataupun pengalaman hidup. “Sama” yang aku maksud adalah aura-nya, entah itu aura atau apapun itu intinya kamu merasa dia seperti kamu. Tapi ketika kamu melihat ke realita apa yang dia lakukan, kamu merasa dia sama sekali bukan kamu. Dari perilaku yang dia tampakan, seluruhnya sangat berbeda dengan kamu. Yang sama hanya satu, kritis dalam berpikir entah diungkapkan keluar atau dipikir sendiri. Yang pasti aku merasa dia seperti aku. Aku merasa, terkadang pikiran membuat verbal berputar-purat karena gak bisa ngimbangin semua yang ada di pikiran. Jadi sebelum berbicara aku perlu berpikir dulu merangkai kata yang acak-acakan di pikiran. Kembali lagi ke dia, aku merasa sepertinya dia juga sama mengalami hal itu. Semua tentang pikiran masih abstrak menurutku, karna gak terlalu tampak jika tidak dikeluarkan. Dan yang menonjol dari dia malah perilaku-perilaku yang bukan aku banget. Jadi kadang aku bertanya pada diriku sendiri saat melihat dia, 

“apakah dia sedang membohongi dirinya sendiri?”
“Ataukah aku yang sebenarnya sedang membohongi diriku sendiri”
“Jika aku yang membohongi diriku sendiri, di sebelah mana?”
“Bukankan semua yang aku lakukan adalah pilihanku”
“Aku memilih berperilaku seperti ini, karena inilah aku, dan ini pilihanku. Orang lain sepertinya oke, jadi aku juga oke.”
“Memang masih ada beberapa hal yang ingin aku rubah, namun aku tidak ingin seperti dia”
“Aku ya tetap aku, aku lakukan apa yang aku pilih dan aku yakini benar” (Kok kesannya keras kepala banget ya, emang iya >.<)
“Tapi tenang saja, aku tau kok apa yang aku mau, dan aku juga paham apa yang kalian inginkan. Aku yakin kita bakal tetep nyaman dan gak ada yang dirugikan” (Ngomong sama siapa? audience)
Oh iya kembali lagi ke dia, yang aku rasa sama seperti aku
“Aku masih yakin kalau dia sama seperti aku” (Tuh kan aku masih aja kaku dan yakin banget sama feeleng sendiri)
“Semua yang dia tampakan di luar, yang sangat bukan aku, itu adalah diri dia”
“Dia tidak membohongi dirinya, tapi itu adalah pilihannya”
“Mungkin saja ada sesuatu yang sama seperti aku (di dirinya), tapi tetap saja dia bukan aku” (Jadi bagaimana bisa aku menyama-nyamakan dan menilai dia sesuka pikiranku, ataupun menilai dia sedang membohongi dirinya)
“Semua berujung di pilihan, inilah yang membedakan idividu satu dengan lainnya”
“Bisa saja kita dihadapkan dengan beberapa pilihan yang sama, aku memilih ini dan dia memilih itu, semuanya hak pribadi karna yang dibutuhkan dan di inginkan oleh dia maupun aku jelaslah berbeda”
“Nah ketemu lagikan aku dan dia berbeda karena pilihan, keinginan, dan kebutuhan yang berbeda”
“Dia menyikapi dengan seperti itu, itu adalah dia, itu adalah pilihan dia, itu adalah bagian dari perjalanan hidupnya”
“Aku menyikapi dengan seperti ini, inilah aku, ini pilihanku, dan ini bagian dari perjalanan hidupku”

Ada lagi Dia, yang aku tau dia sama sekali bukan aku. Banyak hal yang jelas berbeda di permukaan (yang tampak). Tapi dia berkata bahwa ketika melihat aku, aku seperti masa lalunya. Bagaimana bisa, yang seperti aku menjadi seperti dia. Apakah selama ini dia juga membohongi dirinya, hingga menjadi seperti ini. Yang aku rasa sama sekali tidak ada kesamaan dengan aku. Atau dia berbohong kepadaku dalam rangka menyemangati aku untuk membuat perubahan. Tidak, dia tidak berbohong. Aku yakin dia perduli (care) padaku. Akhirnya jawabannya sama seperti sebelumnya,

“Mungkin saja dulu memang dia seperti aku, aku adalah masa lalunya”
“Karena semua ini tentang pilihan, keinginan dan kebutuhan”
“Semua itu bisa membawanya sampai disini”
“Dan aku belum tau semua ini akan membawaku kemana”
“Yang aku percaya, setiap orang akan merasakan bahagia jika memilih sesuai kata hati dan pikirannya”
“Dengan hati kita akan berusaha menyamankan diri dengan apa yang kita pilih”
“Dengan pikiran kita akan berusaha teguh mempertahankan apa yang kita pilih”
“Yang pasti Aku, Dia, Dia, Kamu, Kalian, Kita, dan Mereka tidak akan berdiri disini-sini saja, pilihan akan membuat kita melewati jalan yang berbeda, tapi yakinlah semua akan berujung bahagia”

Okey, stop it. Aku udah selesai, kapan-kapan disambung lagi :) See ya.

Kamis, 08 September 2016

TODAY



TODAY

Halooo.... selamat siang blog readers wahahh tadi pagi adalah waktu yang seru banget. Kayak biasa aku adalah orang yang kalau banyak tugas jadi bungung sendiri. Semua tugas-tugas aku pikirkan aja dan bungung gimana mengerjakannya. Baru ketika last minute semua inspirasi dateng hahaha, kayaknya yang model begini udah jadi problematik mahasiswa deh kayaknya. Tapi rasanya saat-saat menegangkan ngebut mengerjakan tugas dalam waktu last minute itu seru banget dan bikin aku ngerasa hidup. But, aku tau yang kayak gitu gak baik juga kalo diterus terusin. Ya jadi dikit-dikitlah aku bakal berubah buat nyicil tugas dan gak dipikirin aja.
Oh iya gara-gara last minute hari ini aku telat masuk kelas, tapi masih boleh masuk kok walau ketinggalan beberapa bahasan. Aku rasa materi kuliah hari ini sangat menyenangkan baik matkul Diag VI maupun Pendidikan Inklusif. Aku merasa senang dan bersemangat kuliah hari ini karena materinya memang seru atau karena peristiwa last minute yang bikin adrenalin naik itu ya? Bantu jawab dong menurut kalian gimana.
Matkul pertama adalah Diag VI, bahas tentang tes proyeksi. Aku masuk kelas, temen-temen pada gambar. Katanya sih disuruh gambar bebas apa aja yang menggambarkan emosi dan perasaan saat ini. Ya aku ikutin aja, awalnya aku gak tau mau menggambar apa tapi aku lagi gak pengen mikir apapun. Jadi aku gerakin aja tanganku bentuk garis lengkung, dan terlintas buat gambar mata yang besar. Setelah gambar mata selesai aku jadi mikir masak iya cuman gambar mata doang, akhirnya aku lanjutin mata itu dan terbentuklah burung. Entah burung atau ayam ya, yang pasti sejenis unggas. Setelah selesai, dosen minta semua mahasiswa buat nulis deskripsi dari gambar dan suasana perasaan kita saat itu di kertas lain. Abis itu gambar yang udah dibuat disuruh menukar dengan gambar teman disamping. Jadi kali ini kita belajar meramal, menebak emosi apa yang dirasakan sama yang menggambar. Sebagian besar jawaban ada yang benar tapi ada juga yang kurang tepat, karena dipengaruhi apersepsi masing-masing individu.
Jadi inti pelajaran yang diperoleh dari matkul pertama kali ini adalah, bahwa semua yang kita gambar secara sadar ataupun tidak, itu bisa menggambarkan pribadi kita. Selain itu juga semua komentar yang kita katakan, sebenarnya secara tidak langsung juga merupakan gambaran pribadi kita. Terlepas dari kita menyadarinya atau tidak, apapun yang kita gambar, katakan, lakukan, sukai, maupun benci, merupakan gambaran diri kita. Buktinya tadi ketika aku menggambar dan gak membayangkan apapun tapi gambarku ketika dilihat oleh temanku dan dimaknai jawabannya juga gak terlalu melenceng jauh, dan aku memang mengalaminya (Baik aku menyadarinya maupun tidak, tapi aku merasa, jika itu benar). Terus tadi ketika aku mengomentari gambar temanku, aku hanya fokus ke gambarnya kira-kira intinya apa. Namun setelah ditulis dan aku ungkapkan, loh kok itu seperti yang pernah aku alami, kok itu kayaknya aku. Jadi ketahuan deh hehehe
Tebakan temanku mengenai hasil gambarku, 1.) gambar burung artinya bebas, jadi saat itu aku sedang ingin merasa bebas (Cocok sekali, aku selalu ingin bebas melakukan apapun termasuk menggambar tadi aku gak memikirkan apapun dan gambar aja jadilah burung), 2.) Kaki seperti mencengkeram, menggambarkan tujuan, bahwa aku memiliki kemauan yang kuat untuk mencapai tujuanku (Untuk yang ini aku rasa juga benar hanya saja aku tidak terlalu menyadarinya). Untuk lebih lengkapnya gimana belom terlalu dibahas, tapi ada temanku yang lain juga mengomentari gambarku. Ada gambar mata namun secara lengkap bentuk burung, aku adalah orang yang gak mau berhenti di satu titik saja, aku selalu ingin melakukan sesuatu yang lain lebih dan lebih. Untuk lebih lengkapnya gimana aku juga gak paham, kan itu gambar nunjukin diriku yang terdalam, dan  aku sendiri gak menyadarinya. Terimakasih buat kalian yang udah mencoba menginterpretasikan gambarku.
Matkul selanjutnya adalah Pendidikan Inklusif. Buat yang pelum tau pendidikan inklusif itu apa nih aku kasih tau dikit. Jadi di matkul ini kita belajar tentang sistem pendidikan yang menampung semua siswa baik yang berkebutuhan khusus maupun siswa normal. Kuliah di psikologi selain belajar tentang perilaku, emosi dan perasaan aku juga belajar tentang anak-anak berkebutuhan khusus, karakteristiknya, pendidikannya dan juga cara memberi perlakuan kepada mereka.
Hari ini yang presentasi adalah kelompok 2 materinya membahas tentang Prevalensi, Jenis dan karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus. Penjelasan dan diskusinya panjang jadi aku gak akan mengulas ulang. Pengetahuan baru yang aku dapatkan, selama ini yang aku tau ada 5 jenis anak berkebutuhan khusus (Tunanetra, Tunadaksa, Tunagrahita, Tunarungu, dan Tunalaras). Tapi hari ini dijelaskan ada 12 jenis anak berkebutuhan khusus dan aku lagi gak pengen sebutun satu-satu. Habis itu dosen mengkroscek bahwa sebenarnya ada 10 jenis anak berkebutuhan khusus, dari 12 yang disebutkan tadi yang 2 bukan jenis/kategori ABK tapi merupakan salah satu sasaran sekolah inklusif. Dan tadi ada beberapa klarifikasi mengenai Tunagrahita dan Slow Learner, yang awalnya aku kira slow learner itu masuk kategori tunagrahita ringan ternyata beda. Intinya Slow learner itu ada di bawah IQ normal, namun di atas IQ tunagrahita. Selain itu juga tentang Anak yang mengalami kesulitan belajar disleksia, disgrafia, dan diskalkulia. Selain itu juga informasi bahwa Downsyndrom bukan karena genetik tapi disebabkan oleh kelebihan kromosom. Beberapa klarifikasi belum tuntas tapi waktunya sudah habis, jadi aku gak terlalu fokus lagi.
Oh iya dari kemarin aku juga bingung pengen pulang kamis sore. Soalnya dirumah alm.nenek ada pengajian keluarga. Rencana ini udah aku planing dari senin karena senin itu dikasih info ibu kalau kamis ada pengajian keluarga. Terus hari rabu kemaren matkul Permasalahan Perkembangan Anak dan Remaja kosong dan di ganti jumat pagi. Mau bolos tapi itu matkul pilihan yang mahasiswanya cuman dikit, jadi pasti kelihatan banget siapa saja yang bolos. Akhirnya kemarin malam aku telfon ibuk dan bilang kalau bingung mau pulang apa enggak soalnya ada kuliah jumat. Ibuk bilang pulang jumat habis kuliah aja gak apa, gak perlu bolos. Walau udah dikasih tau seperti itu sampai hari ini aku masih kepikiran dan pengen cepet pulang. Tapi yasudahlah, ibuk bilang begitu jadi besok tetap kuliah aja.
Tadi aku pulang kuliah niatnya mau ngambil Printer yang aku titipkan di kos temen. Jadi aku mau ke kos dia dulu laku ke kosku dan balik ke kampus buat ambil sepeda. Terus bebelom pulang ada temen yang mau bareng temenku itu buat ngambil STNK yang ketinggalan di kos. Jadi kita mau bonceng 3, “tiinggg” Muncul ide kalau aku naik sepeda sendiri aja ke kos temenku itu, jadi dia bisa nganter temenku ambil STNK dan langsung otw kosnya. Sampai depan parkiran aku turun dan niat mau ambil sepeda, temenku langsung cuss. Aku cari-cari, aku inget-inget, biasanya sepedaku tak taruh paling pinggir depan parkiran tapi hari ini tak taruh mana ya? Aku tadi bawa sepeda gak ya? Mikiirrr mikiirrr mikirrr dan aku inget kalau tadi pagi sepedaku tak titipin di kos temen dan aku berangkat ke kampus bareng temen naik motornya. Aseeekkk, ngalamat jalan kaki nih, oke deh gak apa. Akhirnya aku jalannn jalaannn dan jalaann, baru aku inget tadi temenku ambil STNK pasti balik lagi ke kampus dong. Ok, aku tunggu di sini aja *Pinggir jalan* sambil beli Sempol (Jajanan khas malang, yang baru aku temui di surabaya). Daannn ketika pesen temenku lewat, haduh tak panggil dang denger, gak noleh. Serius dan khusyuk amat sih naik motornya kayak orang lagi ibadah. Sambil nunggu sempolnya di goreng, temanku gak balik-balik brati dia gak lewat sini lagi. Yasudah akhirnya aku beneran jalan kaki kee kos temenku itu buat ngambil printer, karena printer ini udah hampir 2 bulan nginep di kosnya.
Ada hikmahnya juga pulang besok jumat, jadi bisa ambil printer dan barusan juga ada kabar kalau form apa gitu dibagikan sama DPA, disuruh ngisi dan dikumpulkan besok. Thanks buat yang baca. Happy New Day and Se ya :D