Judul buku : Dalam Mihrab Cinta (Takbir Cinta Zahrana)
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Tahun : 8 September 2008
Tebal buku : 270 Lembar
Penerbit : Republika
Tahun : 8 September 2008
Tebal buku : 270 Lembar
“Takbir Cinta Zahrana” menyajikan kegalauan
tokoh utama Zahrana, yang memiliki
kehidupan sempurna. Saat dia tidak kunjung mendapatkan jodoh di usia yang sudah
terlalu matang bagi ukuran wanita Indonesia. Sebuah usia yang bagi masyarakat
umum adalah aib dan berhak mendapat predikat perawan tua jika belum mempunyai
pendamping hidup. Segudang penyesalan ia gumamkan, terutama kenapa dahulu dia
lebih memilih untuk menempuh pendidikan S-2 terlebih dahulu daripada memikirkan
tentang perkawinan. Dan saat ini, ketika dia mulai berharap untuk membina rumah
tangga. Dia dihadapkan pada sebuah pilihan sulit ketika orang-orang yang
melamarnya sama sekali tidak bisa menyentuh hatinya. Sebuah pilihan, apakah dia
harus mencari cinta sejati ataukah menerima begitu saja pria yang melamarnya
dengan mengabaikan cinta disisi lain.
Cerita ini merupakan salah satu novelet dari
sebuah buku yang berisi tiga novelet. Dua lainnya
yakni dalam mihrab cinta dan mahkota cinta. Seperti halnya karya-karya Habiburrahman El Shirazy yang
lain. Dalam “Takbir Cinta Zahrana” ini beliau juga menggunakan
gaya bahasanya yang khas, rapih dan terjaga, tapi penuh kejutan di sana-sini.
Hal itu terbukti peristiwa saat Zahrana sedang menunggu seorang penjual kerupuk
yang kata Bu Nyai-nya adalah jodoh untuk Zahrana. Di situlah, penulis berhasil
mempermainkan emosi pembaca serta membumbuinya dengan kejutan yang tak terduga.
Ditambah lagi dengan masalah dunia
pendidikan yang seakan mendobrak persepsi awam tentang kesucian bidang ini. Yang mencoba menyampaikan pesan bahwa
cinta, iri, dan dengki, tidak terbatas oleh sekat institusi. Selain itu juga,
dunia pendidikan juga dimasukkan pada porsi yang seharusnya.
Terlepas dari itu, novelet ini tetap menyelipkan pesan moral sebagai sebuah intisari. bahwa pepatah jawa "becik ketitik olo kethoro" (perbuatan baik akan diketahui, perbuatan buruk juga akan tampak). Yang mana hal ini masih sangat cocok bila dikaitkan dalam setiap sendi kehidupan, bahkan untuk sekarang.
Terlepas dari itu, novelet ini tetap menyelipkan pesan moral sebagai sebuah intisari. bahwa pepatah jawa "becik ketitik olo kethoro" (perbuatan baik akan diketahui, perbuatan buruk juga akan tampak). Yang mana hal ini masih sangat cocok bila dikaitkan dalam setiap sendi kehidupan, bahkan untuk sekarang.
Yang
paling menarik dan juga menggugah minat baca adalah, di antara sekian banyak
pilihan ternyata jodoh Zahrana ada didalam diri seseorang yang sungguh tidak
akan kita sangka jika merunut di awal cerita, akibat minimnya eksploitasi tokoh
ini dalam lembar-lembar cerita. Siapakah dia? anda (pembaca) lebih baik jika
menerka sambil menikmati sajian
ceritanya. Yang pasti ini adalah sebuah novelet yang memiliki alur menarik, mengharukan
dan isinya memiliki berbagai aspek penting yang bernilai manfaat tinggi.
by. jakjak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
bagi yang suka cuap" nulis apa j d coment a eaahhh ^_^